Rabu, 22 Agustus 2012

Proyeksi Amaliyah Ramadhan

MEMPERTAHANKAN NILAI AMALIYAH RAMADHAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ, وَلَاعُدْوَانَ اِلَّا عَلَي الظَلِمِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اِلَهُ الْمُرْسَلِيْنَ وَرَبُّ الْعَالَمِيْنَ, وَقَيُّوْمُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِيْنَ, وَاَشْهَدُ اَن سَيِّدَناَ  مُحَمَّدٌ اَلْمَبْعُوْثُ باِالْكِتَابِ الْمُبِيْنِ , وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّد الْمُرْسَلِيْنَ, وَاِمَامِ الْمُهْتَدِيْنَ, وَفَائِدِ الْمُجَاهِدِيْنَ, وَعَلَي اَلِهِ وَاصْحَابِهِ اْجْمَعِيْنَ. ام بعد
فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ الْحَاضِرُوْنَ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَي اللهَ عَزَّ وَجَلَّ, فَقَالَ اللهُ تَعَالَي  فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُ بِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرّجِيْمِ بِا اسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يَااَيُّهَا النَّاس اتَّقُوي اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Saudaraku sidang jum'ah Rohima kumullah.

Alhamdu lillah puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah meberikan umur panjang kepada kita sehingga hari ini kita masih bisa menghirup udara di bulan sawwal setelah beberapa hari yang lalu kita telah menyelesaikan tugas puasa di bulan yang penuh berkah dan ampunan, yaitu Ramadhan. Kita semua tentu menyadari sepenuhnya bahwa tidak seorangpun diantara kita yang mengetahui apakah puasa kita kemarin diterima oleh Allah ataukah tidak. Sehubungan dengan ketidak pastian itulah maka marilah kita memanfaatkan momen bulan sawwal ini untuk berupaya semaksimal mungkin meningkatkan amal ibadah terutama berpuasa 6 hari di bulan ini. Mengenai puasa sawwal Nabi telah memberikan penjelasan  tentang keutamaannya :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ  كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِهِ

Artinya : "Barang siapa berpuasa di bulan ramadhan kemudian mengikutinya puasa 6 hari di bulan sawwal maka baginya seperti berpuasa setahun penuh" (HR. Bukhori)

Para fuqoha memberikan penjelasan mengenai cara pelaksanaan puasa tersebut. Diantaranya Imam Syafi'i dan Imam hanafi menganjurkan agar puasa sawal dilaksanakan secara berurutan karena memiliki nilai keutamaan. Sedangkan Imam Ahmad mengatakan bahwa puasa sawwal boleh dilakukan tidak berurutan dan boleh berurutan. Kedua pendapat ini tentu memberikan kemudahan bagi kita. Bagi kita yang memiliki kesempatan bisa melakukan dengan waktu yang berurutan dan tidak ada halangan hendaknya dilakukan berurutan. Sedangkan kalau kesempatan dan kondisinya tidak memungkinkan dilakukan  berurutan maka dipersilakan mengerjakan kapan saja asal masih dalam bilan sawwal.

Kaum Muslimin sidang jum'at yang berbahagia.


Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa puasa yang diwajibkan oleh Allah kepada kita kemarin adalah agar kita menjadi Muttaqin. Artinya menjadi hamba Allah yang mampu melaksankan fungsi sebagai hamba-Nya berlandaskan pada ketentuan syariat yang diturunkan kepada Rasu-Nya. Bentuknya adalah melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi segala yang dilarang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan puasa dikatakan berhasil kita raih apabila dengan paripurnanya puasa, yaitu mulai dari bulan sawal tahun ini sampai bulan sya'ban tahun depan kita dapat menerapkan nilai-nilai ramadhan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.


  • Kalau pada saat ramadhan kita mampu melakukan imsak, artinya mampu menahan nafsu insaniyah yaitu makan, minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Maka pada sebelas bulan mendatang kita juga harus mampu menjadi hamba yang bisa menguasai hawa nafsu. Sebab berkaitan dengan penguasaan nafsu ini Allah berfirman : 
اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ بٍالسُّوْءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي, اِنَّ رَبِّي غَفُوْرٌ الرَّحِيْمٌ

Artinya : "Sesungguhnya nafsu itu memerintahkan kepada kejelekan kecuali nafsu yang dirahmati Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Menyayangi" (Q.S Yusuf : 53) 

  • Pada saat puasa kita tidak mengambil makanan di rumah kita, walaupun makanan itu halal dan milik kita sendiri. Ini menjadi bukti bahwa kita merasa diawasi oleh Allah SWT.  Latihan yang kita lakukan itu seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari di luar ramadhan dimana kita seharusnya mampu untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita, apalagi sampai merampas hak orang lain. Dalam kaitan dengan masalah ini Rosulullah SAW bersabda :

مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِيْنِهِ فَقَدْ اَوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ. فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ وَاِنْ كاَنَ شَيْئٌا يَسِيْرا يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ وَاِنْقَضِيْبًا مِنَ اَرَاكٍ

Artinya : "Barang siapa merampas hak seorang muslim dengan tangan kanannya maka Allah mewajibkan baginya neraka dan Allah mengharamkan atasnya surga. Maka seorang laki-laki bertanya : Walaupun yang dirampas itu sedikit ya Rasulallah ? Rosul menjawab : Walaupun sepotong kayu arak (siwak)" (H.R Bukhori)

  • Pada bulan ramadhan kita bisa tekun (istiqomah) menjalankan rutinitas rangkaian ibadah puasa selama satu bulan dengan cara bangun makan sahur, berbuka  waktu maghrib  tiba, betadarrus dan sholat tarawih  pada  malamnya . Maka Nilai istiqomah seperti ini seharusnya kita terapkan dalam pelaksanaan ibadah pada bulan-bulan di luar ramadhan. Allah telah berjanji  akan membalas dengan menyediakan surga kepada orang yang bisa beristiqomah. Sebagaimana firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian  mereka beristiqomah, maka akan Kami turunkan kepada mereka para Malaikat. Janganlah mereka takut dan janganlah mereka khawatir, maka beri khabar gembira dengan surga yang disediakan kepada mereka" (Q.S Fusilat : 30)

Demikianlah sebagian nilai-nilai ramadhan yang harus kita pertahankan dan kita berlakukan pada bula-bulan di luar ramadhan semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksankannya Amin.

بارك الله لي ولكم في القرن العظيم, ونفعني واياكم بما فيه منالايات والذكر الحكيم, وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هوالسميع العليم.  واسغفرالله لي ولكم ولوالدي ولوالديكم, ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات, فاستغفروه انه هوالغفور الرحيم

KHUTBAH  KEDUA

ان الحمد لله رب العالمين, واشهد ان لااله الاالله ولي الصلحين, واشهد محمدا خاتم الانبياء المرسلين, اللهم صل وسلم عل سيدنا  محمد, كما صليت علي سيدنا ابرهيم ,  وعلي ال سيدنا ابراهيم انك حميد مجيد. اما بعد. فقال الله تعالي في القران العظيم. ياايهاالذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن وانتم  مسلمون


Saudaraku Kaum Muslimin Rohimakumullah



Saudaraku Kaum Muslimin Rohimakumullah.
Sebagai hamba yang beriman kita menginginkan agar ibadah puasa yang kita laksanakan pada bulan ramadhan tahun ini diterima Allah SWT. Lebih dari itu kita berharap agar hikmah ramadhan tahun ini bisa mewarnai pola hidup kita di masa-masa mendatang sehingga setidaknya dapat memunculkan 3 perilaku hidup, yaitu :
  1. mampu melakukan penguasaan terhadap hawa nafsu yang memilki kecenderungan menjerumuskan kita ke dalam jurang kejahatan yang larang Allah SWT
  2. Menumbuh kembangkan sifat konaah, atas pemberian Allah SWT
  3. Memunculkan sifat Istiqomah di dalam beramal dan beribadah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمدلله رب العالمين
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar yang tidak provokatif, tidak mengandung unsur SARA, dan tidak menyinggung